Mahasiswa dan Pegawai Unis Bahagia Bisa Mudik dan Lebaran
Mahasiswa dan Pegawai Unis Bahagia Bisa Mudik dan Lebaran
TANGERANG – Mudik merupakan momen tahunan yang tak tergantikan untuk bersilaturahmi dengan keluarga saat Idul Fitri. Tahun ini, sivitas akademika Unis seperti mahasiswa dan pegawai juga melakukan mudik. Seperti Siti Wahyinal Mafaza, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syekh-Yusuf (Unis) Tangerang, yang mudik ke kampung halaman di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (6/4).
Mafaza merasa gembira karena bertemu dengan keluarga. Namun juga mencemaskan perjalanan pulang dan terjebak dalam kemacetan yang tak terhindarkan. “Perjalanan menuju Lamongan tidak mulus. Saat singgah di Semarang, kami harus berhadapan dengan banjir yang membuat perjalanan terhambat. Saya melihat banyak pemudik yang naik motor mengalami kendala serupa, bahkan ada yang kehabisan pasokan karena motor mati dan barang-barang terbawa arus banjir,” ucapnya.
Mafaza disambut hangat oleh keluarga besar di kampung halaman. Tradisi keluarganya menjelang lebaran adalah berkumpul bersama dan saling memaafkan. “Saat lebaran tiba, saya dan keluarga sibuk mempersiapkan makanan untuk keluarga dan tamu. Kami juga menyempatkan diri untuk mengunjungi kerabat yang tinggal jauh di Gresik dan Surabaya,” katanya.
Mafaza membawa oleh-oleh berupa kecap SH dan beberapa bumbu giling favorit keluarganya. “Mudik bukan hanya sekadar berkumpul dengan keluarga, tetapi juga menjelajahi kampung halaman. Saya menyaksikan perubahan yang terjadi di kampung, dari peningkatan aktivitas ekonomi hingga perbaikan infrastruktur,” tambahnya.
Meskipun pernah terjebak kemacetan parah pada tahun 2016, Mafaza tidak kehilangan semangat untuk mudik. Bersama ibunya, mereka mempersiapkan segala sesuatu dengan baik, termasuk mencari tiket bus yang terjangkau. Mereka memilih naik bus rombongan karena harganya lebih murah dan dapat berhenti di dekat rumah. “Sebelum berangkat, kami menyiapkan barang bawaan dengan teliti. Selain itu, saya juga merencanakan untuk menikmati waktu bersantai tanpa beban tugas di kampung halaman,” ungkapnya.
Menurut Mafaza, mudik bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional. “Momen halal bihalal dan pertemuan dengan keluarga besar menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan keluarga dan melepaskan rindu. Di mana pun kita berada, keluarga tetap menjadi tempat untuk kembali,” tuturnya.
Saat mahasiswa dan dosen mudik, Samson, staff kelembagaan Unis bergabung dengan jamaah untuk Salat Idul Fitri di kampus. “Saya merasa senang bisa menyambut Idul Fitri di lingkungan kampus. Partisipasi dari masyarakat sekitar juga terasa sangat banyak,” ujar Samson.
Menurut Samson, tradisi salat Idul Fitri di kampus merupakan momen yang dinantikan setiap tahun. Dengan harapan momentum ini semakin ramai dan disambut dengan lebih banyak partisipasi dari seluruh elemen kampus. “Setiap tahun saya memang salat Idul Fitri di kampus. Sambil bersilaturahmi dengan warga dan pegawai yang bertugas saat Lebaran,” tambahnya. (Ghina)