Membumikan Pedoman dan Mukjizat Melalui Nuzulul Quran
Membumikan Pedoman dan Mukjizat Melalui Nuzulul Quran
Pada malam 17 Ramadan, biasanya umat Islam memperingati Nuzulul Quran, yaitu waktu di mana Allah menurunkan Alquran. Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Islam Syekh-Yusuf (Unis) Tangerang Dr.Mas’ud, S.Sy.,M.Ag mengatakan, Nuzulul Quran itu memiliki nilai historis, terutama pada zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam karena menjadi sebuah fenomena yang sangat krusial. “Ketika zaman Rasul kita tahu bahwa Arab jahiliyah dari kaum Quraisy itu sangat gemar bermain syair. Alquran turun sebagai jawaban sekaligus bantahan terhadap orang-orang Arab jahiliyah terutama bangsa Quraisy untuk mematahkan syair-syair mereka,” ungkapnya.
Mas’ud menjelaskan, setiap Nabi dan Rasul diberi mukjizat yang dapat melemahkan musuhnya atau seseorang yang tidak percaya akan Ketuhanan Allah. “Sejarah Nuzulul Quran secara historis sebagai jawaban dari kebiasaan bangsa Arab pada waktu itu yang senang dengan syair perlombaan. Syair itu diadakan di Kota Mekkah dan pemenangnya akan dipajang di pasar yang bernama Ukaz,” jelasnya.
Mas’ud menuturkan, Alquran mukjizat Nabi Muhammad untuk mematahkan dan menghancurkan argumentasi dari kaum Quraisy bahwa syair yang mereka buat tidaklah sebanding dengan Alquran. “Banyak kisah seperti Umar Bin Khattab yang dikenal dengan Singa Padang Pasir atau rajanya peperangan tetapi dia luluh dengan mendengarkan bacaan sahabatnya saat membaca Alquran. Alquran itu diturunkan pada bulan Ramadan, 30 juz 114 surat dari Lauhul Mahfud ke langit dunia berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun. Yaitu pada masa dakwahnya Baginda Nabi Muhammad 10 tahun di Kota Mekkah dan 13 tahun di Kota Madinah,” tuturnya.
Menurut Mas’ud, apabila merujuk dari hadis, pada masanya nanti Alquran hanya sebatas tulisan. Maka bagaimana caranya kita selaku generasi muda saat ini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap Alquran. “Bukan hanya cinta, tetapi mampu untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang menjadi investasi dari Alquran itu di dalam kehidupan sehari-hari. Realisasinya ini yang sangat sulit, mungkin dapat diupayakan oleh mahasiswa dengan membaca satu sampai lima ayat sebelum memulai perkuliahan,” tambahnya.
Mas’ud menambahkan, tujuan diturunkan Alquran itu sebagai petunjuk dan pedoman. “Jadi Alquran itu diturunkan pada malam Nuzulul Quran sebagai pedoman manusia dalam mengaplikasikan amalan-amalan kehidupan sehari-hari. Alquran itu bukan hanya membicarakan tentang akhirat tetapi Alquran itu membicarakan tentang dunia,” ucapnya.
Menurut Mas’ud, Alquran membicarakan tentang sains dan modern dan ilmu pengetahuan sebagaimana para ilmuwan-ilmuwan nonmuslim yang meneliti tentang kemukjizatan dan kebenaran Alquran. Alquran mengikuti perkembangan zaman, salah satu kitab suci yang memang benar-benar mukjizat dibanding dengan kitab suci yang lain. “Orang yang memakai Alquran sebagai pedoman di dalam hidupnya, tentu dia tidak akan tersesat karena Alquran itu diturunkan oleh Allah,” tambahnya.
Mas’ud juga menceritakan bahwa golongan orang-orang NU biasanya mereka mengadakan acara Nuzulul Quran. “Peringatan Nuzulul Quran tentu berdasarkan terhadap sebuah pengamalan dan pengalaman yang dilakukan para oleh ulama-ulama mereka terdahulu, yang jelas bahwa mereka mengadakan acara Nuzulul Quran dengan berbagai macam kegiatan. Seperti membuat acara peringatan, khotmil quran, dan tabligh akbar,” tutupnya. (Rani)